Hari
minggu diakhir pekan kedua ini, tepat sehari setelah seminar desa, kami tidak
gunakan untuk sekadar berlibur saja. Kami menghendaki liburan yang sifatnya
lebih produktif. ‘’sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui’’. Demikian
adagium atau pepatah kuno menyatakan. Seluruh sahabat posko sepakat untuk melakukan
bakti social sambil berlibur di sebuah sungai disekitaran masjid dekat posko
yang alirannya cukup deras dan berair sangat jernih. Bakti social yang dimaksud
adalah membersihkan bak penyimpanan air berwudhu masjid, membersihkan masjid,
dan mencuci karpet masjid disungai.
Memang
awalnya tak berniat untuk melibatkan masyarakat setempat pada kegiatan kali
ini, karena beberapa pertimbangan, salah satunya kami belum sempat untuk
sampaikan sebelumnya kepada mereka semua. Namun sementara berjalannya proses kegiatan,
ustadz iskandar datang untuk membantu. Ternyata sebelumnya, beliau telah
mendengar pernyataan sekilas sahabat posko untuk kegiatan ini dan memang beliau
juga berniat untuk membersihkan bak air tersebut.
Efektifitas
dari suatu jobbing atau PJ memang tak perlu diragukan lagi. Berkat hal yang
demikian suatu rancang kegiatan yang memiliki beragam sector bisa dirampungkan
secara efisien dan efektif. Artinya pembagian kerja yang berdasar pada
kemampuan, keinginan, bakat, tekad, dan lain-lain bisa menghasilkan kerja yang
bisa sampai pada apa yang memang menjadi target bersama yang didukung oleh
semangat gotong royong. Sama seperti hari itu, ada yang ambil bagian pencucian
bak, menyapu dan merapikan masjid, ada yang mengangkut karpet ke sungai serta
mencucinya, dll.
Sebelum
adzan shalat dsuhur berkumandang di masjid, delapan lembar karpet yang kami
cuci di sungai tersebut telah rampung kami jemur, kini tiba giliran alam untuk
berkontribusi. Mentari kala itu terlihat cukup terik, deru angin pun juga
menjanjikan. Kami pun ISHOMA dengan tenang, tentu dengan harapan akan terus
turut sertanya alam dalam beresnya kegiatan hari ini. Namun alam masih sukar
untuk ditebak oleh manusia seperti kami, sekitar pukul 03.10 WITA, hujan deras
melanda LIssaga. Karpet tebal yang umur jemurnya pasca dicuci baru sekitar 3
jam telah kembali basah total. Kembali dengan gontai kami angkut karpet
tersebut ke perumahan warga, dengan bantuan beberapa pemuda setempat, kami
telah bisa mengamankan karpet tersebut kembali dari aliran sungai yang deras
karena hujan yang kami jemur diatas bebatuan sungai. Sungguh hati mendongkol
kala itu. Namun bila ingin memandangnya dengan kacamata positif dalam melihat
makna, itulah awal keakraban yang ‘’betul-betul akrab’’ kami dengan pemuda
setempat yang jumlahnya cukup kecil dibanding pemuda-pemudi didaerah lain.
Sungguh badai hanyalah badai bagi mereka yang melihat dengan pandang parsial
dan sebelah mata.
0 Komentar