Hari 23 "Sesuatu yang tsnggung".


Hujan pertama turun dari langit di Basse Sangtempe selama keberadaan kami pada hari ke duapuluh tiga ini saat subuh. Walaupun hanya sebentar dan intensitas yang sangat kecil, namun paling tidak bisa membasahi debu dan tanaman yang telah banyak mati kekeringan karena kemarau. Pagi harinya, matahari terbit dengan sayup-sayup. Mungkin karena efek hujan saat subuh tadi. Tidak demikian dengan semangat kami.

Sebagaimana pada hari sebelum-sebelumnya, pagi kami berlalu seperti biasanya, mengisi kelas sesuai jadwal masing-masing. Namun cukup berbeda pada hal semangat tadi, bisa dikata bahwa inilah saat-saat on fire nya sahabat-sahabat posko semua. Karena prosesi pelaksanaan proker-proker unggulan sedang dalam masanya penggarapannya. Salah satunya adalah pembentukan TK, Semi Pesantren, PPP (pembentukan, pengawalan, dan pembinaan) Remaja Masjid, dan lain-lain.

Pembagian PJ atau jobbing dilaksanakan pada malam harinya saat briefing. Saya sendiri dapatbagian untuk melakukan pendataan para calon siswa dan calon guru untuk TK nantinya. Berangkatlah saya sendiri setelah menyelesaikan jadwal mengajar di sekolah pada pagi menjelang siang harinya. Mualai dari sekitaran desa Lissaga yang memilik empat dusun. Beuma, Rarukan, Lissaga, dan Tiruan. Yang tercatat hari ittu masih sekitar tujuh calon siswa dari desa Lissaga.

Adapun untuk desa Kanna sebagai Desa tetangga Lissaga, telah terdata sebelumnya empat orang, dan saat saya melakukan pendataan lanjutan hari itu bertambah lima orang lagi. Total Sembilan dari desa Kanna, ini untuk sementara tentunya dan bisa bertambah atau bahkan berkurang.

Usai melakukan pendataan dibeberapa dusun di Desa Kanna, saya istirahat sejenak di sungai pinggir jalan sembari menyaksikan keindahan alam. Ya, hanya sejenak saja. Tetiba pikirku ini terlalu tanggung untuk kembali ke posko, karena memang rencanya saya hanya mendata di dua desa tadi. Lalu berangkatlah saya ke desa Andulan, tetangga desa Kanna. Desa yang memiliki aliran sungai yang cukup deras dan banyak. Serta lahan padi yang membentang sepanjang perjalanan, pun demikian jurang pada sebahagian pinggir jalan. Untuk saat itu, saya masih belum sempat bertemu kepala desa Andulan, hanya sempat senggah dirumah salah satu kepala dusun setempat. Cukup lama saya berbincang dengan istri kepala dusun tersebut, dari beliau saya dapati informasi bahwa, Andulan memiliki anak-anak usia pra-sekolah (TK) terbanyak se Kecamatan BASTEM. Namun lanjut beliau katakana bahwa, untuk pasti atau tidaknya para anak-anak ini mendaftarkan diri sebagai calon siswa TK nantinya, belum bisa saya dapatkan hari itu, ‘’biar saya yang tanya langsung, dek’’ ujar beliau. Tak lain yang jadi dasar pertimbangan tersebut adalah karena jarak tempuh yang cukup jauh bagi para siswa nantinya.

Selepas bincang-bincang dengan beliau, sayapun hendak pamit. Tak langsung pulang posko, saya lanjutkan perjalanan ke desa selanjutnya yang juga desa tempat posko 3 berada, Desa Lange. Lagi-lagi karena pertimbangan tanggung, karena jarak yang hanya bertetanggaan langsung dengan desa yang saya singgahi sekarang. Tetiba di posko 3, saya jumpai teman-teman sedang melaksanakan juga program kerja mereka. Inilah untuk kali ketiga saya ke sempatkan diri ke posko 3 tersebut. Sebelum jarum jam menunjukkan pukul 06.00 WITA, sayapun pamit untuk kembali ke posko saya sendiri.

Posting Komentar

0 Komentar