Usai
menunaikan shalat subuh, saya berbicang bersama pak ustadz iskandar dan pak
jufri (kepala desa Lissaga serta pak Syair Achmady (imam desa). Adapun topic
bahasan ialah terkait susunan struktur pengurus masjid serta beberapa hal lain,
seperti listrik yang saat itu kadang mati di Masjid dll. Struktur pengurus
masjid ini sendiri saya pertanyakan keberadaannya kepada beliau-beliau tersebut
guna dipajang di masjid nantinya, apatahlagi papan tulis yang telah didonasikan
oleh pak Jufri telah ranpung dibuat, tinggal ditulisi sesuai data yang ada.
Namun karena satu lain hal, struktur yang saya minta belum juga bisa saya
dapatkan.
Beliau-beliau
yang saya sebutkan diatas menurut saya adalah orang-orang yang hebat. Karena
menurut saya pribadi, mereka inilah serta beberapa tokoh muda lainnya yang berperan
signifikan akan kemajuan desa mereka sendiri. Barangkali karena factor
kurangnya sumber daya manusia, olehnya mereka masing-masing menempuh berbagai
profesi. Pak iskandar misalkan, beliau adalah seorang petani yang juga seorang
guru, kepala kelompok tani, dan juga sebagai imam di Masjid, juga pernah
menjadi kepala sekolah. Pak Syair Achmady, beliau seorang petani yang juga
sebagai staf ahli kecamatan juga sebagai imam desa dan beliau juga aktif untuk
bisnis bersama sang istri. Sungguh mereka adalah orang-orang yang multy
tasking.
Matahari
telah menyingsing, tibalah kami untuk beranjak dari masjid untuk laksanakan
rutinitas sebagaimana biasanya. Saya sendiri langsung menuju posko untuk
sarapan dan berisap-siap mengisi jadwal menhgajar saya di SMA. Walau hanya
sebentar prosesi pembelajaran kala itu berjalan cukup menarik, karena inilah
pertamakali saya memberikan mereka tugas untuk berdiskusi secara panelis di
depan teman-temannya. Sebahagian besar dari mereka ada yang masih gugup, ada
juga yang sudah enjoy tampil bicara didepan umum. Simpulan saya saat itu, perlu
adanya pelatihan kepemimpinan pada mereka, agar bisa meminimalisir gugup
panggung tersebut.
0 Komentar