Bahwa
memang telah menjadi ketentuan sang khaliq akan semua ciptaannya yang memiliki
pasangan masing-masing. Pun demikian dengan manusia. Mereka akan dipertemukan
walaupun jarak yang bahkan terbilang jauh. Pada hari ke duapuluh delapan ini,
akan dilaksanakan resepsei pernikahan salah seorang warga desa Lissaga yang
pasangannya berasal dari daerah yang cukup jauh dari Basse Sangtempe ini
sendiri. Pengantin yang saya maksud adalah tetangga dari rumah posko kami
sendiri. Tepatnya, anak dari Bapak Fikar, mantan kepala dusun Rarukan yang
rumahnya berdekatan dengan masjid raya Darut Tarbiyah, Lissaga Kecamatan Basse
Sangtempe.
Mulai
pagi malam hari sebelumnya masyarakat yang hampir se-Kecamatan BASTEM sendiri
hadiri dirumah acara. Ramai, sudah pasti. Masyarakat berbondong-bondong datang
untuk ‘’pesta rakyat’’ ini. Dengan penuh suka cita dan kekeluargaan mereka
bahkan rela berjalan jauh untuk menghadiri pesta perkawinan sanak keluarga
mereka. Ketika pagi telah tiba, kami telah berada ditengah-tengah pesta
tersebut dan ikut menyaksikan serta mengambil beberapa tugas yang bisa kami
bantu.
Prosesi
acara berlangsung terus ramai. Hingga bahkan hampir sore hari, masyarakat masih
tetap berdatangan dengan silih berganti. Malam harinya pun juga cukup ramai,
karena acara muda-mudi berlangsung. Sungguh suatu acara yang sangat besar
menurut pandangan saya pribadi. Inilah untuk kali kedua saya menyaksikan
masyarakat hampir se-kecamatan BASTEM berkumpul pada satu titik. Setelah
sebelumnya saat acara Tauziah dan penguburan mayat di Desa Kanna sebagaimana
pada catatan harian saya yang keempat.
0 Komentar