Hari 29 "Belum Tunai Rinduku, Jaringan Telah Berlalu".


Dari sekian judul lainnya dalam ‘’catatan sang pilar project’’ ini, mungkin inilah yang masuk dalam kategori ‘’terlebay’’. Tentu ini strategi ‘’penjualan’’ bahasa media sebagaimana yang sering kita dapatkan di laman browser kita. Memang kerap media menggunakan bahasa sebagai alat jualan untuk mencari pengunjung dengan bahasab yang kerap sensasionil dan cenderung nakal. Bermain judul-judulan, itulah bahsa yang kerap disampaikan oleh salah seorang senior saya terkait suatu bahasa media.

Tanpa harus membahas lebih jauh tentang hal tadi, tentunya dari judul yang saya dengan sengaja cantumkan pada catatan kali ini, dapat kita temui makna yang cukup implicit. Yah, kondisi komunikasi di BASTEM memang masih sangat jauh dibandingkan dengan apa yang biasa saya rasakan saat di kota Palopo. Hanya ada satu vendor penyedia jaringan seluler disini. Itupun masih jauh dari kata maksimal. Mengapa demikian ?, karena , jaringan seluler hanya ada ketika panas matahari sedang terik-teriknya. Yaitu kisaran pukul 09.00-15.00 WITA. Itupun bila cuaca sedang mendukung. Yah, listrik saat ini masih menggunaskan PLTA desa setempat dan pembangkit listrik tenaga surya. Untuk jaringan ini sendiri hanya menggunakan tenaga surya sebagai sumber listrik.

Olehnya, ketika suatu waktu jika sedang musim hujan, kadang jaringan seluler tidak tersedia sama sekali. Untuk sebulan keberadaan kami disini, masih aman. Karena masih dalam keadaan kemarau.namun pada saat siang hari pada hari kedua puluh Sembilan ini, cuaca seng tidak mendukung, awan sedang segerombol awan menutupi sinar matahari. Saya yang kala itu sedang menelephone orang tua saya di kampong, tiba-tiba jaringan seluler menghilang entah kemana. Sungguh suatu hal yang membuat gemas dihatyi. Satu hal yang menjadi harapan bersama, nahwa semoga berbagai fasilitas yang biasa kita nikmati dikota-kota, juga bisa lebih dinikmati oleh seluruh elemen negeri ini, termasuk BASTEM.

Posting Komentar

0 Komentar