Dari
sekian judul lainnya dalam ‘’catatan sang pilar project’’ ini, mungkin inilah
yang masuk dalam kategori ‘’terlebay’’. Tentu ini strategi ‘’penjualan’’ bahasa
media sebagaimana yang sering kita dapatkan di laman browser kita. Memang kerap
media menggunakan bahasa sebagai alat jualan untuk mencari pengunjung dengan
bahasab yang kerap sensasionil dan cenderung nakal. Bermain judul-judulan,
itulah bahsa yang kerap disampaikan oleh salah seorang senior saya terkait
suatu bahasa media.
Tanpa
harus membahas lebih jauh tentang hal tadi, tentunya dari judul yang saya
dengan sengaja cantumkan pada catatan kali ini, dapat kita temui makna yang
cukup implicit. Yah, kondisi komunikasi di BASTEM memang masih sangat jauh
dibandingkan dengan apa yang biasa saya rasakan saat di kota Palopo. Hanya ada
satu vendor penyedia jaringan seluler disini. Itupun masih jauh dari kata
maksimal. Mengapa demikian ?, karena , jaringan seluler hanya ada ketika panas
matahari sedang terik-teriknya. Yaitu kisaran pukul 09.00-15.00 WITA. Itupun
bila cuaca sedang mendukung. Yah, listrik saat ini masih menggunaskan PLTA desa
setempat dan pembangkit listrik tenaga surya. Untuk jaringan ini sendiri hanya
menggunakan tenaga surya sebagai sumber listrik.
Olehnya,
ketika suatu waktu jika sedang musim hujan, kadang jaringan seluler tidak
tersedia sama sekali. Untuk sebulan keberadaan kami disini, masih aman. Karena
masih dalam keadaan kemarau.namun pada saat siang hari pada hari kedua puluh
Sembilan ini, cuaca seng tidak mendukung, awan sedang segerombol awan menutupi
sinar matahari. Saya yang kala itu sedang menelephone orang tua saya di
kampong, tiba-tiba jaringan seluler menghilang entah kemana. Sungguh suatu hal
yang membuat gemas dihatyi. Satu hal yang menjadi harapan bersama, nahwa semoga
berbagai fasilitas yang biasa kita nikmati dikota-kota, juga bisa lebih
dinikmati oleh seluruh elemen negeri ini, termasuk BASTEM.
0 Komentar